Laman

Sabtu, 14 September 2013

KEDEKATAN MANUSIA DENGAN BANGSA GHAIBIYYAH


     Apakah manusia bisa dekat dengan bangsa ghaibiyyah? Inilah pertanyaan yang banyak di bicarakan kalayak Spiritualis pemula. Dalam kitab Al Hikmah banyak di jelaskan seputar kedekatan manusia dengan bangsa ghaib. Hal semacam ini bukan tidak bisa terjadi terhadap manusai awam, karena faktor perbedaan alam, tapi mungkin mereka masih banyak kekuarangannya dalam sifat Buthunu Buthun sehingga hijab antara manusia dengan bangsa ghaib tidak sampai terbuka.
Bila kita mau berusaha dan punya guru pembimbing, niscaya kedekatan kita bisa di buktikan dengan mata telanjang, hanya saja dalam pembelajarannya butuh waktu yang cukup lama. Sebab mengenal dunia gaib mempunyai tingkatan secara ilmu bangsa bathin, diantarannya:
-Memahami makna hubungan dengan mereka
-Merasakan sifat persamaan bahwa semua mahkluk ciptaan Allah (tiada perbedaan)
-Menguasai sifat asma penghubung.

Dari ke tiga sifat diatas bagian dari kewajiban para spiritualis pemula. Sedangkan yang paling berat untuk kita adalah menjaga hati dan pikiran, seperti:
-Bahwa apapun bentuk ibadah hanya dipasrahkan kepada Allah, walau tujuannya buat bangsa tak kasat mata. Cukup pemanggilan kepada mereka dengan cara bertawassul menyebut satu persatu yang bakal di undang tanpa pikiran jalan, apalagi sampai hati merasa takut atas kehadirannya, atau ada sedikit suara saja sudah gentar dan lain sebagainya. Cara semacam ini akan menutup hijab antara manusia dengan makhluk tak kasat mata.
-Adanya guru pembimbing yang mumpuni. Sebab kita sebagai pemula tidak bakal paham makna hubungan, baik dalam menyikapi rasa, yang meliputi, lepasnya akliyyah dan tertujunya hati. Tanpa guru pembimbing akan menjadikan kita sering berhayal dan suka manipulasi keadaan. Contoh: Suara angin dianggap mereka datang, ada bayang-bayang dianggap mereka hadir, ada suara dianggap langkah mereka, ada sinar dianggap mustika jatuh dan lain sebagainya. padahal mereka datang seperti kita, bbiasa dan umum dilihat mata. Namun karena kita tidak mempunyai guru pembimbing yang mumpuni, maka akal kitalah yang sebenarnya menutup hijab itu sendiri.
 
Untuk bisa memahami kedekatan manusia dengan bangsa Ghibiyyah, tidak mudah dipelajari oleh setiap kalangan, butuh waktu panjang dalam pengenalan rasa yang tercipta dari badan kita sendiri. Contohnya:
-Sebatas mana keluasan bathiniyyah kita
-Sudah menguasai apa saja dalam pemahaman ilmu bangsa Ghaib

-Bentuk kedelatan kita dengan mereka bangsa astral seperti apa.
-Ketenangan bathin sewaktu berhubungan harus bagaimana.
-Mengapa mereka bisa datang sewaktu di undang, tapi terkadang mereka tidak hadir walau sudah bertawassul,,apa sebabnya
-Sudahkah kita menghilangkan sifat akliyyah sewaktu sedang berhubungan, bagaimana caranya.
-Bagaimana cara kita menghilangkan Khoyali (angan-angan) sewaktu sedang menghadap Allah, lewat dzikir sehingga bangsa ghaib mau datang?


Cara semacam ini hanya bisa dilakukan oleh dua manusia yang saling mengisi satu dengan lainnya, yyaitu kedekatan murid dengan gurunya sendri. Sebab bila kita hanya mengandalkan pemahaman sendiri timbulnya khoyali yang akan kita terima selanjutnya....Sungguh sangat merugi...

H. Idris Nawawi. Tja.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar