MENGENAL HAWA NAFSU
Sesungguhnya
NAFSU bagian
RUH yang tercipta sebelum jasad dijadikan
bentuk manusia, dan Nafsu disini awalnya sangat tunduk kepada Allah
sebelum mengenal jasadnya sendiri. Namun sewaktu semuanya maujud dengan
kesempurnaan bentuk, perlahan-lahan nafsu mulai inkar atas panggilan
Allah kepada mahkluknya.Padahal Allah tidak pernah melihat rupa dan
amal manusia, tapi Allah, hanya mellihat keridhoan hamba atas segala
kewajiban kepada Dzat yang menciptakan-Nya.Sungguh sangat
beruntung bagi hamba yang bisa mensucikan nafsunya kejalan Allah, dan
sungguh sangat tercela bagi hamba yang selalu mengotori nafsunya ke
jalan kemaksiatan.Kitab Tanwirul Qulub menegaskan? Mengenal
hawa nafsu bagian Fardhu Ain (Wajib) dan tanpa memahaminya, maka kita
bagian orang-orang yang sangat merugi hingga di golongkan bagian ahli
neraka? Sebab Al Qur'an mengatakan "Man Aroa Nafsah faqod Arofa Robbah"
"Barang siapa yang memahami nafsunya sendiri (makna Ibadah) maka akan
paham keagungan Allah"Sebab tanpa kita memahami makna nafsu,
maka apapun gerakan tubuh kita lebih berakibat ke sifat maksiat. "Se
alim-alimnya kita mengenal ilmu Allah,,,sekuat-kuatnya kita dalam
beribadah, bila tanpa di dasari dengan bimbingan Mursyid, maka
kekurangan kerap kita rasakan disetiap waktunya" Seperti contoh; Mulut
kerap mengucapkan ucapan yang kurang baik, hati selalu panas dan ingin
mencelakakan/merugikan orang lain, pikiran kurang bisa menerima adanya
cobaan maupun hinaan dari sesama makhluk yang tercipta, akal tidak mau
disalahkan bahkan ingin menjatuhkan martabat orang lain yang dianggap
pernah menyakitinya "Padahal bila kita hidup penuh didikin Mursyid, maka
Allah, akan melepaskan nafsu amarah Bissu' kita menuju jalan di
Ridhoinya".
Tingkatan Nafsu terbagi menjadi 7 tahap;
1- Nafsu Amarah Bissu'i. (Ibadahnya masih membawa kemaksiatan diri)
amarah ini hanya tercipta bagi manusia Ghoirul Muslim (bukan golongan
Islam) atau jauh dari Guru Mursyid, atau tidak adanya didikan karena
jauh di hutan dan lain sebagainya. Ciri dari pemegang Amarah
Bissu'...Hatinya masih kurang menerima adanya penghinaan orang lain dan
membalas atau menjatuhkannya. Tidak mau disalahkan dan ingin selalu
benar kata argumen akalnya sendiri, ingin di hormati kalayak luas dan
merasa dirinya paling benar dibandingkan orang lain. Merasa lebih tinggi
ilmu dan pemahamannya, hatinya penuh takabbur, Riya, dan menuntun ke
sifat menjatuhkan orang lain. Merasa paling alim sehingga anak buahnya
harus tunduk dan apa kata ucapannya..........Padahal nafsu ini tercipta
bukan untuk golongan Muslim/mat....tapi mengapa kita sebagai orang
Muslim,,,malah melestarikan nafsu semacam ini setiap
waktu?......."Barang siapa yang mengikuti segala ajakan orang yang
mempunyai peranana semacam ini,,,maka mereka tidak akan bisa kedapatan
magfiroh dari Allah SWT,,,,,Apalagi yang mempunyai sifat semacam ini
bagian orang yang dipercaya kalayak luas. seperti (Ajengan, Eyang Guru,
Ustad, Kyai dan sebagainya) Maka kita wajib menjauhinya dan haram ikut
segala ucapannya...Sebab orang yang mengaku Ajengan atau panutan, bukan
mereka bersifat GHOIRUL MUSLIM.....(mempunyai sifat bukan orang Islam)
2-
Nafsu Lawwamah. (Nafsu yang mencela dirinya sendiri) Nafsu ini kerap
dilakukan oleh sebagian manusia untuk dianggap benar. Contoh....sewaktu
kita salah atas perbuatannya, maka dia mencari teman lain untuk
membalikkan fakta sehingga seolah dia benar dimata kerabatnya..Padahal
Allah, lebih mengetahui segala apa yang dilakukannya...Namun nafsu ini
lebih kuat berfikir ke arah manusia lain sehingga tidak pernah merasa
takut atas azab Allah, melainkan merasa nyaman sewaktu membelokkan
kesalahannya ke teman lain agar mereka mau percaya.
Orang yang
mempunyai nafsu semacam ini disebut PEMBOHONG.....Sebab Allah, tidak
akan melebihkan rejekinya melainkan dari jalan menipu atau mencari
kelemahan orang lain untuk pribadi (Sifatnya terbawa Mudillun/ajakan
setan).....
3- Nafsu Muthmainnah. (Nafsu yang baik atau
sudah bisa menjalankan makna ubudiyyah secara istikomah) Orang yang
mempunyai nafsu semacam ini bagian dari ketundukkan hamba menuju
ridhonya Allah SWT. Ciri dari orang yang mempunyai nasfu
Muthmainnah.....Menjauhi segala larangan Allah, hatinya takut akan
dosa,,,segala tingkah lakunya selalu dipikirkan agar tidak merugikan
orang lain,,,ucapannya tidak pernah berbohong,,,dan semua sifat serta
peranannya selalu dijadikan contoh orang lain....
4- Nafsu
Mulhammah. (Jiwa dan bathinnya selalu tercurah untuk memahami
keagungan ilmu Allah, dan menjalankannya) Golongan ini hatinya sangat
baik dan tidak mau menyusahkan orang lain apalagi mau menipunya...SEgala
sifat dan peranana yang dilakukannya sudah memenuhi hukum yang ada, dan
golongan ini akhlaknya sangat mulia...hatinya selalu mengejar ketinggal
beribadah, dan pikirannya penuh Husnuddzon kepada Allah (beranggapan
baik)
5- Nafsu Rodiyyah. (Nafsu yang Ridho atas segala
pemberian Allah) Golongan ini selalu mengedepankan makna maslahat dan
tidak pernah merasa dirinya terhina, bahkan nafsu ini terus mendorong
dirinya untuk selalu mendekatkan diri kepada Allah SWT. Sehingga nikmat
dan Madhorot yang diberikan Allah kepadanya,,semua dianggapnya nikmat
dan permulaan derajat (bila nikmat bisa mensyukirinya dan bila cobaan,
dia akan berfikir semua ini bagian dari salah kita dihadapan Allah)
6- Nafsu mardiyyah. (Ridhonya kita kepada Allah, hingga Allah
ridho pula kepada kita) Tahapan nafsu ini sudah dikatakan kekasih Allah,
dan sudah sah dikatakan GURU atau Mursyid...Adapun orang yang masih
punya nafsu sebawahnya belum boleh dikatakan seorang Guru, atau ahli
Thorekoh dan lain sebagainya...Sebab Nafsu ini bagian dari sifat
keagungan hamba atas didikan Mursyid untuk selalu bertaqorrub kepada
Dzat yang wajib disembah....
7- Nafsu Kamilah. (Nafsu
yang ingin selalu mendapatkan kesempurnaan dihadapan Allah SWT) Golongan
ini disebut Mursyid Kamil Mukammil....Hatinya tidak pernah terbesit
apapun juga selain keridhoan Allah SWT. Kelebihan nafsu ini..."Sewaktu
kita salah dalam sifat atau tingkah laku,,maka Allah, langsung
menegurnya lewat para Nabi, Wali dan kekasih-Nya untuk
memberitahukannya"
Seiring
ketidak mampuan kita dalam menapaki nafsu Muthmainnah apalagi nafsu
seatasnya, sebab kita bagian Insan Dhoif, maka Rosululloh ber amanat
kepada istrinya Siti Aisyah RA. Yang mana amanat ini ditujukkan kepada
kita semua yang penuh kealpaan diri dan belum bisa menjalankan makna
takwa secara benar.
Rosululloh berwasiat kepada Siti Aisyah RA. "Wahai Siti Aisyah...Jangan engkau tidur sebelum melakukan 4 perkara;
1- Sebelum tidur wajib menghatamkan Al Qur'an.
2- Sebelum dapat ridho dari para Nabi yang memberi Syafaat di yaumul Qiamah.
3- Sebelum kedapatan ridho dari Kaum Muslimin dan Muslimat
4- Sebelum menjalankan Haji dan Umroh...
Lalu setelah itu Rosululloh meninggalkannya dan langsung menjalankan sholat malam...
Betapa bingungnya Siti Aisyah hingga beliau terdiam setelah Rosululloh
meninggalkannya. Lalu Siti Aisyah, mendatangi tempat Rosululloh dan
menunggunya hingga beliau salam. "Ya Rosululloh,saya tidak
mampu menjalankan apa yang barusan engkau ucapakan?" Rosululloh
tersenyum setelah mendengar ucapan istrinya. "Wahai Siti Aisyah. Yang
dimaksud 4 perkara tadi adalah? Sebelum engkau tidur
1- bacalah surat Al
Ihlas 3x,,sama pahalanya dengan menghatamkan Al Qur'an.
2- Membaca
solawat kepadaku dan Nabi lainnya "Allohumma Solli 'Ala Saiyyidina
Muhammad, Wa "ala ali saiyyidina Muhammad, Wa'ala Jami'il Ambiyai wal
Mursalin, fi kulli lamhatin wanafasin bi'adadi ma'lumilak" sama
pahalanya dengan kedapatan Syafaat dariku dan para Nabi lainnya di
yaumul Qiamah nanti.
3- Membaca Istigfar untuk ditujukkan kepada Jami'il
Muslimin wal Muslimat, sama halnya kedapatan ridho dari seluruh kaum
muslim dan muslimat.
4- Membaca tasbih "Subhanalloh wal hamdu lillah
wala ilaha illalloh Allohu Akbar. Sama pahalanya dengan melaksanakan
Haji dan Umroh.
untuk lebih jelasnya mari kita dengarkan tausiyyah beliau klik disini
di ambil dari akun facebook H. Idris Nawawi. Tja.