Laman

Minggu, 16 Juni 2013

Ciri dari orang di ridhoi Allah SWT, dan mati dalam keadaan husnul khotimah

Disarikan dalam kitab Bahroini Yaltaqian, karangan Asyeikh Muhammad Husein Nawawi bin Yahya Assyafi'i.

Setiap kematian dan segala bentuk pemberian rejeki, nikmat serta cobaan, tidak ada yang bisa memprediksinya, apalagi mati dalam keadaan Husnul atau Su'ul Khotimah di kemudian hari. Namun dalam kitab ini ada suatu pembelajaran dan ketransfaranan hukum sehingga kita bisa bermuthala'ah (belajar) memahami segala bentuk a'mal dan sifat kita sendiri (berbenah diri)

Dijelaskan bahwa setiap manusia punya pengimbang hati dan rasa dalam menerima nikmat maupun cobaan hidup. Disini kita jelaskan tentang makna COBAAN. Sebab kenikmatan yang bisa kita hadapi, lebih lebih jelas siapapun akan menerimanya dengan suka cita. Beda dengan Watak dan SIFAT yang terlestari bagi siapapun juga apabila ada suatu ujian hidup, maka hampir dari manusia akan ketakuta dan resah menerimanya.

Padahal kata Allah; "Sesungguhnya apa yang terjadi pada dirimu adalah bagian dari Ijin-Ku, maka terimalah hingga engkau bagian dari hamba yang Aku Ridhoi"

Ciri dari mereka yang mati dalam keadaan HUSNUL KHOTIMAH,,,Hatinya selalu bersuka ria dan mulutnya akan diam seribu bahasa, apabila Allah, telah mencobannya dengan satu risalah terkecil dalam hidupnyya. Seperti kehilangan HP, Harta, Dicuri, Putus Cinta, dan lainnya...."Apakah mereka hatinya resah? atau bersyukur bahwa semua itu atas ijin Allah?...Apakah mulutnya diam seribu bahasa atau berceloteh sewaktu Allah sedang mencobannya? Bila akalnya langsung menerima bahwa apa yang terjadi bagian dari Ijin Allah, maka melestarikan sifat semacam ini bagian dari kematian menuju HUSNUL KHOTIMAH. Tapi apabila di coba sedikit saja mulut kita berkoar dan hati serta pikiran tidak menerimannya, maka ciri dari orang yang matinya kelak bagian dari SU'UL KHOTIMAH (langsung dimasukkan ke dalam api neraka)

Dari sifat harta.....Allah telah berfirman; "Sesungguhhnya harta yang ada pada dirimu bagian dari rejekiku, maka janganlah engkau simpan sebagai bekal di hari tua, melainkan gunakan untuk amal ibadahmu. Barang siap yang memperbanyak hartanya untuk di hari esok hingga seoalah dengan harta engkau bisa hidup makmur dan kecukupan, maka sebelum matimu Aku akan menghilangkan harta itu ssehingga engkau merugi di dunia dan di akherat kelak"

"Barang siapa yang mendahulukan makna Ubudiyyah dengan wasilah hartamu, maka Aku (Allah) akan memberikan ribuan kenikmatan tanpa engkau sadari sehingga dirimu menjadi orang terkaya, hidup makmur, penuh cinta kasih kepada ahlul Fuqoro wal masakin, dan mati menjadi kekasih-Ku. Sebab Aku tidak akan pernah inkar janji kepada semua hamba yang mendahulukan kebajikan kecuali meraka yang ahtinya dengan terpakasa"
sumber dari akun facebook H. Idris Nawawi. Tja.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar