Dalam pandangan kitabiyyah, makna khidmat terbagi menjadi dua tingkatan;
1- khidmatul walid ilal Walidain.
1- khidmatul walid ilal Walidain.
Khidmatnya anak terhadap kedua orang
tua kandung. Khidmat semacam ini tingkatannya sebatas khidmat
lahiriyyah. Sebab kitab Tasawwuf sudah mengatakan: "Khidmatlah kepada
orang tuamu (menjamin) niscaya engkau di tempatkan ke dalam surga
Hadiyyah". (surganya ahli syareat/surga pertama)
2- Khidmatul Murid Ilal Mursyid.
2- Khidmatul Murid Ilal Mursyid.
khidmatnya murid terhadap
Gurunya..Khidmat semacam ini tingkatannya mencapai ahlul bathin. Sebab
kitab tauhid menjelaskan; "Bila engkau sudah bisa berkhidmat kepada
gurumu (tanpa membantah ucapannya) patuh karena ilmunya serta andaf asor
(menerima segala keinginannya) Maka Allah, menjadikan Ruhnya bagian
dari orang-orang yang mencintai Allah dan Rosulnya. Sebab Guru adalah
wasilah tercepat menuju kehadirat Allah SWT"
Dalam penafsiran di atas secara umum bisa dilakukan oleh siapapun tanpa terkecuali, baik yang bersifat secara dekat maupun lewat jarak jauh. Sebab Syeikh Abdul Qodir AL Jaelani pernah berkata: "Sesungguhnya orang yang sangat mencintaiku, mereka sudah terhitung mencintai Rosululloh" (Sudah memahami siapa sesungguhnya Syeikh Abdul Qodir AL Jaelani)
Secara makna Harfiyyah, seolah tulisan di atas hanya di tujukkan kepada orang yang bisa dekat saja dengan para Guru atau hamba Pilihan lainnya? Lalu bagaimana dengan yang jauh?...
Lewat nukilan beberapa pembelajaran kitab Tasawwuf,,,,,Sesungguhnya yang disebut Khidmat bukan terlahir dari orang dekat, seperti keluarga, sopir pribadi, kakak dan adik, maupun lainnya. Bahkan tidak sedikit dari mereka yang sampai IDAUN, karena merasa kedekatannya hingga gegampang dalam segala masalahnya tanpa mau disalahkan. Adapun yang disebut Khidmat secara keseluruhan adalah?:
"Mereka yang mau berbagi rasa tanpa beban, ihlas dalam tugas mendadak, patuh atas ucapan dan menerima disalahkan segala sifatnya. Dan mau merubah kebiasaan buruknya terutama yang berhubungan dengan orang lain. Senang menjalankan segala aktifitas yang berhubungan dengan agama serta tidak mengatakan atau berucap nama-nama orang yang sudah Ida'un"
Bila mereka masih senang dengan masalah orang lain,,,,berarti khidmatnya disebut PEMBOHONG....Sesungguhnya makna khidmat sangat luas terutama dalam menjaga ucapannya?
sumber dari akun facebook H. Idris Nawawi Tja
Dalam penafsiran di atas secara umum bisa dilakukan oleh siapapun tanpa terkecuali, baik yang bersifat secara dekat maupun lewat jarak jauh. Sebab Syeikh Abdul Qodir AL Jaelani pernah berkata: "Sesungguhnya orang yang sangat mencintaiku, mereka sudah terhitung mencintai Rosululloh" (Sudah memahami siapa sesungguhnya Syeikh Abdul Qodir AL Jaelani)
Secara makna Harfiyyah, seolah tulisan di atas hanya di tujukkan kepada orang yang bisa dekat saja dengan para Guru atau hamba Pilihan lainnya? Lalu bagaimana dengan yang jauh?...
Lewat nukilan beberapa pembelajaran kitab Tasawwuf,,,,,Sesungguhnya yang disebut Khidmat bukan terlahir dari orang dekat, seperti keluarga, sopir pribadi, kakak dan adik, maupun lainnya. Bahkan tidak sedikit dari mereka yang sampai IDAUN, karena merasa kedekatannya hingga gegampang dalam segala masalahnya tanpa mau disalahkan. Adapun yang disebut Khidmat secara keseluruhan adalah?:
"Mereka yang mau berbagi rasa tanpa beban, ihlas dalam tugas mendadak, patuh atas ucapan dan menerima disalahkan segala sifatnya. Dan mau merubah kebiasaan buruknya terutama yang berhubungan dengan orang lain. Senang menjalankan segala aktifitas yang berhubungan dengan agama serta tidak mengatakan atau berucap nama-nama orang yang sudah Ida'un"
Bila mereka masih senang dengan masalah orang lain,,,,berarti khidmatnya disebut PEMBOHONG....Sesungguhnya makna khidmat sangat luas terutama dalam menjaga ucapannya?
sumber dari akun facebook H. Idris Nawawi Tja
Tidak ada komentar:
Posting Komentar